Ikhtisar:Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, Rabu (11/8), mendesak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk meningkatkan produksi minyak guna mengatasi kenaikan harga bensin yang mereka lihat sebagai ancaman bagi pemulihan ekonomi global.
Harga minyak mentah, Kamis (12/8), bergerak stabil setelah Pemerintah Amerika Serikat (AS), konsumen terbesar di dunia, meminta produsen utama meningkatkan pasokan. Permintaan ini muncul setelah minyak menguat selama dua hari sebelumnya, menyusul kekhawatiran pasar akan pasokan yang terbatas di saat banyak negara mulai melakukan pelonggaran pembatasan.
Kontrak berjangka minyak mentah Brent naik tipis US$ 0,5 menjadi US$ 71,49 per barel pada perdagangan sesi pagi di Asia. Sementara kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 0,4 menjadi US$ 69,29.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, Rabu (11/8), mendesak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk meningkatkan produksi minyak guna mengatasi kenaikan harga bensin yang mereka lihat sebagai ancaman bagi pemulihan ekonomi global.
Data yang dipublikasikan Administrasi Informasi Energi (EIA) AS di hari tersebut menunjukkan, rata-rata permintaan bahan bakar di negara pengguna minyak mentah utama mencapai 20,6 juta barel per hari (bph) selama empat minggu terakhir. Angka itu sudah menyamai kisaran di tahun 2019.
OPEC bulan lalu menyetujui peningkatan produksi sebesar 400.000 barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya, mulai Agustus. Kesepakatan itu menghapus sisa pemotongan rekor 10 juta barel per hari, sekitar 10% dari permintaan dunia, yang dibuat pada tahun 2020.
Namun, masih ada kekhawatiran bahwa kenaikan tersebut tidak akan cukup untuk memenuhi permintaan, karena AS dan Eropa melonggarkan pembatasan pergerakan yang disebabkan oleh virus corona.
“Administrasi Biden mengatakan bahwa peningkatan produksi yang baru-baru ini disepakati tidak akan sepenuhnya mengimbangi pengurangan produksi sebelumnya yang diberlakukan selama pandemi,” demikian kutipan dari catatan ANZ.
Gedung Putih menyatakan permintaan ke OPEC+ ditujukan untuk jangka panjang, dan belum tentu mendapat tanggapna segera.
Pemerintah AS menambahkan bahwa pihaknya tidak meminta produsen di AS untuk meningkatkan produksi, yang menyebabkan harga kembali berbalik arah, menjadi lebih tinggi pada hari Rabu, kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
Namun data lain dari laporan EIA membebani harga. Stok minyak mentah AS turun sedikit minggu lalu, di luar perkiraan. Sementara persediaan bensin turun ke level terendah sejak November. Jumlah permintaan mingguan yang lebih fluktuatif juga menurun.
Sumber Kontan
Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas. Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat (19.03 GMT).
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2021 naik 16 sen, atau sekitar 0,19 persen, menjadi US$82,44 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (18/10/2021).
Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.
Harga emas naik pada Rabu (13/10) pagi di Asia, stabil menjelang publikasi notulen rapat terbaru Federal Reserve AS dan data inflasi. Baik risalah dan data tersebut akan coba dianalisis untuk mencari petunjuk tentang garis waktu bank sentral untuk pengurangan aset.