Ikhtisar:Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) untuk kuartal kedua kemungkinan akan direvisi lebih tinggi menyusul serangkaian data baru-baru ini yang lebih kuat dari perkiraan semula. Hal tersebut mencerminkan pembukaan kembali ekonomi di tengah membaiknya kesehatan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) untuk kuartal kedua kemungkinan akan direvisi lebih tinggi menyusul serangkaian data baru-baru ini yang lebih kuat dari perkiraan semula. Hal tersebut mencerminkan pembukaan kembali ekonomi di tengah membaiknya kesehatan masyarakat.
Survei Departemen Perdagangan atau laporan QSS menambah aliran data seperti penjualan ritel dan persediaan yang menunjukkan bahwa produk domestik bruto (PDB) tumbuh jauh lebih cepat daripada 6,5% secara tahunan yang dilaporkan oleh pemerintah dalam perkiraan sebelumnya bulan lalu.
QSS menyediakan data tentang pengeluaran jasa dan produk investasi kekayaan intelektual yang akan dimasukkan oleh Biro Analisis Ekonomi (BEA) ke dalam perkiraan kedua pertumbuhan PDB.
“Kami pikir komponen ini akan direvisi naik sedikit dalam rilis PDB BEA mendatang sebagai hasil dari data QSS,” kata Daniel Silver ekonom di JPMorgan seperti dikutip dari Reuters, Jumat (20/8).
Mengikuti data QSS, para ekonom memperkirakan pertumbuhan PDB kuartal kedua AS dapat direvisi menjadi 7,3%. BEA akan mempublikasikan estimasi kedua pada pekan depan.
Laporan QSS menunjukkan pendapatan industri jasa meningkat 4% pada kuartal kedua dan 5,7% di atas tingkat pandemi. Pertumbuhan pendapatan dipimpin oleh sektor rekreasi dan perhotelan serta perjalanan.
Meskipun kebangkitan infeksi Covid-19 yang didorong oleh varian Delta masih menimbulkan risiko, para ekonom umumnya optimistis bahwa industri jasa akan terus tumbuh pada paruh kedua tahun ini.
“Gelombang kasus Covid-19 baru di AS ini kemungkinan tidak akan memakan biaya yang besar,” kata Ryan Sweet, ekonom senior di Moody's Analytics
Meski demikian, ekonom di Goldman Sachs memangkas perkiraan pertumbuhan PDB kuartal ketiga mereka ke tingkat 5,5% dari sebelumnya 9%. Hal tersebut mengutip inflasi yang lebih tinggi dan varian Delta.
Namun, mereka menaikkan perkiraan mereka untuk kuartal keempat dan 2022. Tahun ini, ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh sekitar 7% dan akan menjadi kinerja terkuat sejak 1984.
Setelah sempat naik ke arah $1,800 di $1,796, pada minggu lalu, harga emas gagal meneruskan kenaikan menembus $1,800, akibatnya berbalik turun kembali ke $1,783 per troy ons karena menguatnya yields treasury AS akibat munculnya data inflasi AS yang sesuai dengan yang diperkirakan dan yang diikuti dengan berbalik menguatnya dollar AS.
Dolar AS melemah pada Rabu (13/10) pagi di Asia tetapi tetap bertahan di dekat level tertinggi satu tahun seiring meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan mengumumkan dimulainya pengurangan aset pada November 2021, diikuti oleh potensi kenaikan suku bunga pada pertengahan tahun 2022.
Harga emas sempat turun ke kerendahan selama 6 minggu di $1,721 karena naik tingginya yields AS, namun berhasil naik kembali ke $1,753 pada awal minggu. Mengakhiri minggu ini, harga emas bertahan di $1,757 dengan melemahnya dollar AS dan munculnya laporan NFP AS yang mengecewakan.
Emas tergelincir pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan selera terhadap aset-aset berisiko, ketika para investor terus memposisikan diri untuk kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan oleh Federal Reserve AS.