Ikhtisar:Emas cenderung naik ketika suku bunga rendah, sementara beberapa investor juga melihat bullion sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang dapat mengikuti langkah-langkah stimulus.
Harga emas dunia kembali menguat pada perdagangan hari Kamis, kenaikan ini didorong akibat mata uang Dolar AS yang melemah.
Tetapi kenaikan ini dibatasi oleh spekulasi terbaru bahwa Federal Reserve dapat memulai tapering untuk mendukung ekonomi.
Mengutip CNBC, Jumat (10/9/2021) harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi 1.797,41 dolar AS per ounce. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,4 persen menjadi 1.800 dolar AS per ounce.
Membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, dolar turun tipis, sementara euro memperpanjang kenaikan moderat setelah ECB mengatakan akan memperlambat laju pembelian obligasi di bawah skema daruratnya.“Data klaim pengangguran mingguan Amerika mendekati posisi terendah 18-bulan yang memperkuat keyakinan bahwa pengumuman tapering (The Fed) pada Desember sangat mungkin. Jadi, harga emas akan berkonsolidasi di sekitar level ini,” kata Ed Moya, analis OANDA.
Peningkatan kemungkinan bahwa ECB dapat mulai mengurangi stimulus di beberapa titik, tahun depan, mendorong penurunan emas kembali ke bawah USD1.800 per ounce di awal sesi, Moya menambahkan.
Klaim awal untuk tunjangan pengangguran Amerika turun 35.000 menjadi 310.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir hingga 4 September, level terendah sejak pertengahan Maret 2020.
Emas cenderung naik ketika suku bunga rendah, sementara beberapa investor juga melihat bullion sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang dapat mengikuti langkah-langkah stimulus.
Analis StoneX, Rhona O'Connell mengatakan, ketidakpastian secara keseluruhan menjaga emas tetap didukung, sementara elemen jangka panjang yang menopang harga adalah prevalensi suku bunga riil negatif.“Varian Delta (virus korona) jelas masih merupakan sebuah masalah yang memusingkan,” ujar O'Connell.
Di tempat lain, perak naik 0,6 persen menjadi 24,09 dolar AS per ounce, platinum turun 0,1 persen menjadi 978,93 dolar AS per ounce, setelah sebelumnya menyentuh level terendah hampir tiga minggu.
Paladium anjlok 3,2 persen menjadi 2.180,27 dolar AS per ounce, setelah jatuh sebanyaknya 4,8 persen menjadi 2.143,69 dolar AS level terendah dalam lebih dari setahun.
Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas. Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat (19.03 GMT).
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2021 naik 16 sen, atau sekitar 0,19 persen, menjadi US$82,44 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (18/10/2021).
Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.
Harga emas naik pada Rabu (13/10) pagi di Asia, stabil menjelang publikasi notulen rapat terbaru Federal Reserve AS dan data inflasi. Baik risalah dan data tersebut akan coba dianalisis untuk mencari petunjuk tentang garis waktu bank sentral untuk pengurangan aset.
FOREX.com
Sedang DiregulasiFXTM
Sedang DiregulasiBKYHYO
Kumpulan KeluhanDBG Markets
Sedang DiregulasiVantage
Kumpulan KeluhanATFX
Sedang DiregulasiFOREX.com
Sedang DiregulasiFXTM
Sedang DiregulasiBKYHYO
Kumpulan KeluhanDBG Markets
Sedang DiregulasiVantage
Kumpulan KeluhanATFX
Sedang DiregulasiFOREX.com
Sedang DiregulasiFXTM
Sedang DiregulasiBKYHYO
Kumpulan KeluhanDBG Markets
Sedang DiregulasiVantage
Kumpulan KeluhanATFX
Sedang DiregulasiFOREX.com
Sedang DiregulasiFXTM
Sedang DiregulasiBKYHYO
Kumpulan KeluhanDBG Markets
Sedang DiregulasiVantage
Kumpulan KeluhanATFX
Sedang Diregulasi