Mengapa Masyarakat Mudah Terpengaruh Investasi Bodong

　　Rudy Salim membahas fenomena investasi bodong yang mudah mempengaruhi masyarakat Indonesia

　　Saat ini banyak masyarakat yang dengan mudah terpengaruh investasi bodong, sebut saja binary option dan robot trading Fahrenheit.

　　Dua platform investasi bodong tersebut kian ramai diperbincangkan mengingat banyaknya laporan korban yang mengalami kerugian baik di binary option maupun robot trading Fahrenheit.

　　Investasi bodong binary option sendiri baru mencuat setelah seorang korban Binomo bernama Maru Mazara mengungkap kerugian yang dialaminya hingga viral karena membanting laptop.

　　Sementara robot trading Fahrenheit yang juga merupakan investasi bodong kian mencuat kasusnya setelah ramai melakukan Margin Call dan scam dengan sengaja.

　　Lalu sebenarnya apa yang membuat masyarakat tergiur untuk terjun ke dunia trading investasi bodong？

　　Apakah para influencer yang mempromosikan investasi bodong tersebut mudah menarik perhatian publik？

　　Atau ini murni hanya kelalaian korban, atau pemerintah sendiri yang kurang pengawasan sehingga investasi bodong ini semakin memakan banyak korban.

　　Rudy Salim selaku pengusaha dan pemilik showroom mobil prestige mengundang Maru Nazara, Roy Shakti, dan Frank Hutapea dalam podcast di channel youtubenya.

　　Dalam podcast tersebut Rudy Salim membahas tentang fenomena investasi bodong yang sedang marak terjadi.

　　Maru Nazara sendiri sebagai korban dari binary option Binomo, mengungkapkan pada awalnya ia tidak tahu platform tersebut merupakan judi online.

　　Sebagai korban jahatnya binary option, Maru Mazara merasa tertipu sehingga yang ia laporkan saat ini adalah penipuannya yang dilakukan para affiliator.

　　Sementara Roy Shakti sendiri memaparkan robot trading Fahrenheit sebetulnya lebih berbahaya dari binary option.

　　Jika pelaku kejahatan binary option terletak pada affiliator yang menguras deposit member yang loss, pada robot trading Fahrenheit kejahatannya lebih kompleks karena sistemnya MLM.

　　Sistem MLM itulah yang memungkinkan jumlah korban lebih banyak dan lebih besar nominalnya.

　　Frank Hutapea sebagai praktisi hukum menjelaskan fenomena investasi bodong di Indonesia akan selalu ada setiap tahun hanya namanya saja yang berbeda.

　　Melihat masalah yang terjadi, Frank Hutapea menuturkan orang Indonesia tidak bisa hanya sekedar dikasih tahu saja.

　　“Sebenarnya para korban mungkin sudah paham dengan resiko investasinya, tapi mereka tidak setuju kalau dibohongi” ujar Frank Hutapea.

　　“Bedain setuju dengan resiko sama setuju karena di bego-begoin.” Tambahnya.

　　Lebih lanjut Frank Hutapea menyarankan kepada pihak OJK, Bappebti dan Pemerintah untuk bekerja sama dengan influencer untuk mengedukasi masalah ini.

　　Karena pengaruh influencer itu sangat besar maka tidak ada salahnya para publik figure pun digerakkan untuk mengatasi hal ini dengan cara sounding agar lebih cepat dipahami bahaya investasi bodong oleh masyarakat.***