Indonesia
2021-03-08 11:47
Analisis pasarHarga Minyak Terbang ke Level Tertinggi Setahun
Varietas terkait:
Forex,Komoditas
Analisis pasar:
Harga minyak mentah dunia menguat sekitar 2 persen, sekaligus mencapai rekor tertinggi sejak setahun terakhir pada akhir pekan lalu.
Kenaikan harga minyak didorong oleh keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) tidak meningkatkan pasokan pada April 2021.
Melansir Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei melejit US$2,62 atau 3,9 persen menjadi US$69,36 per barel di London ICE Futures Exchange pada akhir pekan lalu.
Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April terangkat US$2,26 atau 3,5 persen menjadi US$66,09 per barel di New York Mercantile Exchange.
Secara total, harga minyak Brent menguat 5,2 persen dalam tujuh pekan berturut-turut sejak Desember 2020. Sedangkan WTI meroket 7,4 persen pada periode yang sama.
OPEC dan Rusia atau dikenal dengan OPEC+ memperpanjang pembatasan produksi minyak hingga April. Keputusan membuat investor terkejut.
Keterkejutan terutama mereka arahkan pada kebijakan Arab Saudi yang bersedia mempertahankan pemotongan jumlah produksinya sekitar 1 juta bph sampai April 2021.
“OPEC+ menetapkan pendekatan hati-hati, memilih untuk meningkatkan produksi hanya 150 ribu barel per hari (bph) pada April, sementara pelaku pasar memperkirakan kenaikan 1,5 juta barel per hari,” kata Analis Minyak UBS Giovanni Staunovo, dikutip Senin (8/3).
Di sisi lain, penguatan harga minyak juga mendapat sentimen dari pelaksanaan program vaksinasi virus corona atau covid-19 di berbagai negara.
Tingginya kenaikan harga minyak pada pekan lalu membuat sejumlah analis memperkirakan harga akan mencetak rekor baru dalam waktu dekat. Goldman Sachs meramal harga minyak Brent bisa tembus US$75 per barel pada kuartal II 2021 dan mencapai US$80 per barel pada kuartal III 2021.
UBS juga meramalkan kenaikan, yaitu Brent tembus US$75 per barel dan WTI US$72 per barel pada semester II 2021.
Tak hanya dari OPEC, kenaikan harga minyak juga didukung oleh rilis data ekonomi AS, salah satunya data lapangan kerja periode Februari 2021 yang lebih tinggi dari proyeksi para analis.
“Ini menunjukkan bahwa warga Amerika lebih dekat dengan perilaku pra-pandemi yang akan mendorong permintaan kuat untuk minyak mentah,” kata Analis Pasar Senior OANDA di New York Edward Moya.
Penguatan harga minyak sedikit banyak juga mendapat stimulus dari kenaikan nilai tukar dolar AS dari mata uang lain.
Sumber : CNN
Jimimalela
Trader
Diskusi populer
Industri
СЕКРЕТ ЖЕНСКОГО ФОРЕКСА
Industri
УКРАИНА СОБИРАЕТСЯ СТАТЬ ЛИДЕРОМ НА РЫНКЕ NFT
Industri
Alasan Investasi Bodong Tumbuh Subur di Indonesia
Industri
Forex Eropa EURUSD 29 Maret: Berusaha Naik dari Terendah 4 Bulan
Analisis pasar
Bursa Asia Kebakaran, Eh... IHSG Ikut-ikutan
Analisis pasar
Kinerja BUMN Karya Disinggung Dahlan Iskan, Sahamnya Pada Rontok
Klasifikasi pasar
Platform
Pameran
Agen
Perekrutan
EA
Industri
Pasar
Indeks
Harga Minyak Terbang ke Level Tertinggi Setahun
Indonesia | 2021-03-08 11:47
Harga minyak mentah dunia menguat sekitar 2 persen, sekaligus mencapai rekor tertinggi sejak setahun terakhir pada akhir pekan lalu.
Kenaikan harga minyak didorong oleh keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) tidak meningkatkan pasokan pada April 2021.
Melansir Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei melejit US$2,62 atau 3,9 persen menjadi US$69,36 per barel di London ICE Futures Exchange pada akhir pekan lalu.
Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April terangkat US$2,26 atau 3,5 persen menjadi US$66,09 per barel di New York Mercantile Exchange.
Secara total, harga minyak Brent menguat 5,2 persen dalam tujuh pekan berturut-turut sejak Desember 2020. Sedangkan WTI meroket 7,4 persen pada periode yang sama.
OPEC dan Rusia atau dikenal dengan OPEC+ memperpanjang pembatasan produksi minyak hingga April. Keputusan membuat investor terkejut.
Keterkejutan terutama mereka arahkan pada kebijakan Arab Saudi yang bersedia mempertahankan pemotongan jumlah produksinya sekitar 1 juta bph sampai April 2021.
“OPEC+ menetapkan pendekatan hati-hati, memilih untuk meningkatkan produksi hanya 150 ribu barel per hari (bph) pada April, sementara pelaku pasar memperkirakan kenaikan 1,5 juta barel per hari,” kata Analis Minyak UBS Giovanni Staunovo, dikutip Senin (8/3).
Di sisi lain, penguatan harga minyak juga mendapat sentimen dari pelaksanaan program vaksinasi virus corona atau covid-19 di berbagai negara.
Tingginya kenaikan harga minyak pada pekan lalu membuat sejumlah analis memperkirakan harga akan mencetak rekor baru dalam waktu dekat. Goldman Sachs meramal harga minyak Brent bisa tembus US$75 per barel pada kuartal II 2021 dan mencapai US$80 per barel pada kuartal III 2021.
UBS juga meramalkan kenaikan, yaitu Brent tembus US$75 per barel dan WTI US$72 per barel pada semester II 2021.
Tak hanya dari OPEC, kenaikan harga minyak juga didukung oleh rilis data ekonomi AS, salah satunya data lapangan kerja periode Februari 2021 yang lebih tinggi dari proyeksi para analis.
“Ini menunjukkan bahwa warga Amerika lebih dekat dengan perilaku pra-pandemi yang akan mendorong permintaan kuat untuk minyak mentah,” kata Analis Pasar Senior OANDA di New York Edward Moya.
Penguatan harga minyak sedikit banyak juga mendapat stimulus dari kenaikan nilai tukar dolar AS dari mata uang lain.
Sumber : CNN
Forex
Komoditas
Suka 0
Saya juga ingin komentar
Tanyakan pertanyaan
0Komentar
Belum ada yang berkomentar, segera jadi yang pertama
Tanyakan pertanyaan
Belum ada yang berkomentar, segera jadi yang pertama