Ikhtisar:Dolar Amerika Serikat memulai minggu dengan sedikit melemah setelah menngalami pelemahan pada hari Jumat silam sebagai tanggapan atas pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Dolar Amerika Serikat memulai minggu dengan sedikit melemah setelah menngalami pelemahan pada hari Jumat silam sebagai tanggapan atas pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Greenback telah kehilangan nilai sekitar setengah persen terhadap mitra dagang utamanya pada hari Jumat setelah Powell mengisyaratkan bahwa bank sentral akan mulai menarik stimulus moneternya tahun ini, tetapi menekankan hal itu tidak berarti jadwal yang dipercepat untuk menaikkan suku bunga.
Pada pukul 14.51 WIB, indeks dolar AS turun tipis 0,01% di 92,688 menurut data Investing.com.
“Kami tidak mengharapkan pengumuman tapering pada bulan September tetapi memperkirakannya pada bulan November, dengan kemungkinan pengurangan aktual dalam laju pembelian dimulai pada bulan Desember,” ujar John Velis, ahli strategi valuta asing di Bank of New York Mellon dalam catatan untuk klien.
Powell yang paling mengetahui datang untuk mengumumkan pengurangan pembelian aset Fed, yang telah berjalan sebesar $120 miliar sejak musim semi 2020, adalah untuk mengatakan bahwa “jika ekonomi berkembang seperti yang diantisipasi, kemungkinan tepat untuk mulai mengurangi laju pembelian aset tahun ini.”
Itu adalah pernyataan yang jauh lebih ringan daripada yang didesak oleh sejumlah Presiden Federal Reserve regional selama seminggu, yang berpendapat bahwa pengurangan akan dimulai “lebih cepat daripada nanti.”
Alasan yang jelas untuk kehati-hatian Powell terbukti dalam data hari Jumat untuk pengeluaran pribadi pada bulan Juli, di mana pengeluaran untuk barang turun lebih besar dari estimasi dan pengeluaran untuk layanan naik kurang daripada yang diperkirakan sebagai akibat dari dampak gelombang Covid-19 terbaru terhadap aktivitas konsumen. Ekonom di Wall Street - paling tidak di Goldman Sachs (NYSE:GS) - telah merevisi penurunan perkiraannya untuk pertumbuhan kuartal III di belakang angka yang sama sejak awal bulan.
Euro sempat mencatatkan salah satu keuntungan terbesar di awal perdagangan, mencapai titik tertinggi tiga minggu di $1,1810 sebelum sedikit turun. Euro didukung oleh sentimen kinerja kuat Olaf Scholz dalam debat televisi hari Minggu di kalangan para pemimpin partai besar Jerman. Debat tersebut adalah yang pertama diadakan menjelang pemilihan bulan depan, dan tampaknya telah memperkuat jajak pendapat SPD kiri-tengah Scholz. Dengan demikian, Jerman berada di jalur untuk mendorong Persatuan Demokrat Kristen beraliran kanan-tengah keluar dari kekuasaan untuk pertama kalinya dalam 16 tahun. Untuk pasar, konsekuensi paling langsung dari hal itu kemungkinan adalah ditinggalkannya kebijakan fiskal yang telah membuat pinjaman pemerintah seminimal mungkin sejak terjadi Krisis Keuangan Hebat.
Tingkat inflasi Spanyol naik menjadi 3,3%, menurut angka yang baru saja dirilis, sementara data inflasi awal Jerman akan dirilis hari ini. Tidak ada angka yang mungkin bisa mendorong Bank Sentral Eropa (ECB) dari menurunkan kebijakan tapering-nya. Gubernur Bank of France Phlippe Villeroy de Galhau mendominasi berita utama dengan komentar bahwa tidak ada risiko ekonomi terlalu panas (overheating), atau overshoot (berlebihan) terus berlanjut dalam inflasi di zona euro.
Pukul 15.01 WIB, GBP/USD naik tipis 0,01% di 1,3764 dan rupiah terus menguat 0,31% ke 14.370,0 per dolar AS hingga penutupan pukul 14.59 WIB.
Setelah sempat naik ke arah $1,800 di $1,796, pada minggu lalu, harga emas gagal meneruskan kenaikan menembus $1,800, akibatnya berbalik turun kembali ke $1,783 per troy ons karena menguatnya yields treasury AS akibat munculnya data inflasi AS yang sesuai dengan yang diperkirakan dan yang diikuti dengan berbalik menguatnya dollar AS.
Dolar AS melemah pada Rabu (13/10) pagi di Asia tetapi tetap bertahan di dekat level tertinggi satu tahun seiring meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan mengumumkan dimulainya pengurangan aset pada November 2021, diikuti oleh potensi kenaikan suku bunga pada pertengahan tahun 2022.
Harga emas sempat turun ke kerendahan selama 6 minggu di $1,721 karena naik tingginya yields AS, namun berhasil naik kembali ke $1,753 pada awal minggu. Mengakhiri minggu ini, harga emas bertahan di $1,757 dengan melemahnya dollar AS dan munculnya laporan NFP AS yang mengecewakan.
Emas tergelincir pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan selera terhadap aset-aset berisiko, ketika para investor terus memposisikan diri untuk kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan oleh Federal Reserve AS.